Dedengkot Aliran Sesat JIL (Jaringan Iblis Laknatulloh) Di Bantai Kiai Muda NU

1 11 2009

timthumb
Forum Tabayyun dan Debat Forum Kiai Muda (FKM) NU dengan Ulil berlangsung seru. Tak kurang dari 500 orang hadir dalam kesempatan itu. Mereka datang dari Jember, Banyuwangi, Situbondo, Pasuruan dan Probolinggo. Seolah-olah forum itu menjadi tempat penumpahan uneg-uneg warga NU terhadap gagasan dan pemikiran Ulil mengenai Islam liberal yang diusungnya selama ini.

Debat yang dimoderatori Kiai Abdurrahman Navis itu mengangkat dua pemikirian Ulil yang sangat kontroversial, yaitu soal pluralisme agama dan kesakralan Al-Qur’an. FKM diberi kesempatan pertama untuk menyampaikan “uneg-uneg” terkait dengan pemikiran Ulil.

Peserta menanyakan hal urgen terkait masalah prinsip beragama. Diantaranya Masalah pluralisme agama, semua agama sama benar.

Dalam acara ini, nampak peserta sangat rapi menyiapkan berbagai bahan baik ucapan, tulisan dan pernyataan Ulil menyangkut paham liberal selama ini.

Ketika terpojok, Ulil malah berlindung kepada Gus Dur. Ia mengaku pemikirannya sudah dikembangkan oleh Gus Dur

Ketika terpojok, Ulil malah berlindung kepada Gus Dur. Ia mengaku pemikirannya sudah dikembangkan oleh Gus Dur. “Sebenarnya pemikiran soal pluralisme sudah diungkap oleh Gus Dur, kenapa baru sekarang ramai,” ungkap Ulil dikutip situs http://www.nu.or.id.

Gus A’ab, menyayangkan tulisan-tulisan Ulil soal pluralisme agama selama ini. Pasalnya, Ulil telah menyamaratakan semua agama. Menurut Gus A’ab, pemikirian Ulil yang menyatakan bahwa semua agama itu benar adalah salah besar. Yang betul, katanya, orang Islam wajib meyakini bahwa agama Islamlah yang benar, walaupun keyakinan itu tidak boleh sampai menghilangkan toleransi terhadap kebenaran agama lain sesuai keyakinan penganutnya.

“Jadi jangan pernah mengagggap semua agama benar. Kita harus tetap meyakini Islam itu yang benar tanpa harus menafikan kebenaran agama lain sesuai yan diyakini pemeluknya,” tukasnya Gus A’ab. Baca entri selengkapnya »





Liberalisasi Mengancam Indonesia!

19 05 2009

bejad liberalPernahkah Anda membuka situs www. libforall.com? Anda akan tahu bahwa Indonesia yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini dalam kondisi bahaya karena menjadi sasaran liberalisasi dan sekulerisasi. Di sana ada sejumlah pengakuan jujur kaum liberalis Amerika dan juga pendukungnya di Indonesia untuk menghantam pemikiran Islam kaffaah dan syumuliyah yang ada di dalam masyarakat Indonesia. Mereka menyebut umat Islam yang ingin menerap-kan syariah Allah ini dengan sebutan “Islam fundamentalis” dan bahkan menyebutnya sebagai “teroris”.
Di halaman pertama kita akan disambut dengan kalimat “LibForAll Foundation adalah se-buah institusi yang berusaha mewujudkan dunia yang damai berdasarkan nilai-nilai luhur aga-ma di bawah bimbingan dan perlindungan Yang Mulia KH Abdurrahman Wahid dan para ulama lain.”
Masih di halaman yang sama, Associated Press menulis bahwa CEO LibForAll, Holland Taylor, tengah berupaya meng-himpun tokoh-tokoh Liberalis dan Pluralis ber-KTP Islam di seluruh dunia untuk membentuk satu jaringan “Muslim Moderat”. Inilah kalimatnya: “Pendiri-ber-sama LibForAll C Holland Taylor sedang menghubungkan para pemimpin Muslim moderat da-lam sebuah jaringan mercusuar di dalam dunia Islam yang akan mempromosikan toleransi dan kebebasan berpikir dan ber-ibadah.”
Situs ini pun tanpa tedeng aling-aling menyatakan kelom-pok Islam radikal sebagai kelom-pok yang diilhami setan. Lihat saja halaman berjudul “Sebuah ‘Fatwa Musikal’ Melawan Keben-cian & Terorisme Religius”.
Strategi liberalisasi tersebut, sebagaimana tertera di situsnya, diilhami oleh teladan kultur Jawa kuno, yang menga-lahkan usaha-usaha kaum radikal untuk memusnahkannya 500 tahun yang lalu. “Dalam berbuat demikian, ia menghasilkan varian Islam paling liberal dan toleran yang pernah ditemukan di mana-pun di muka bumi, dan sebuah paradigma untuk mengalahkan ideologi kebencian yang melandasi dan membiakkan terorisme.”
Beberapa programnya se-cara garis besar adalah: “Mendukung berdirinya “Wahid Institute” yang memiliki slogan “Seeding plural and peaceful Islam” dengan ikut mengembangkan pema-haman “Islam Moderat” dan me-nyebarkan gagasan pembaha-ruan di bidang demokrasi, pluralisme, dan toleransi antara Muslim di Indonesia dan juga di seluruh dunia. Baca entri selengkapnya »





Islam Liberal, Sekularis Berkedok Muslim

10 04 2009

2006-11-13_saiful_mujaninama sebuah gerakan dan aliran pemikiran yang bermula dari sebuah ajang kongkow-kongkow di Jalan Utan Kayu 69H, Jakarta Timur. Tempat ini sejak 1996 menjadi ajang pertemuan para seniman sastra, teater, musik, film, dan seni rupa.

Di tempat itu pula Institut Studi Arus Informasi (ISAI) yang salah satu motor utamanya Ulil Abshar Abdalla berkantor. Bersama Goenawan Mohammad (mantan pemimpin redaksi Tempo) serta sejumlah pemikir muda seperti Ahmad Sahal, Ihsan Ali Fauzi, Hamid Basyaib dan Saiful Mujani, Ulil kerap Menggelar diskusi bertema ‘pembaruan’ pemikiran Islam.
Setelah berdiskusi sekian lama pada akhir 1999 Ulil dan kawan-kawan sepakat memperkenalkan serta mengkampanyekan pemikiran mereka dengan bendera Islam Liberal. Lalu untuk mengintensifkan kampanyenya mereka membentuk wadah Jaringan Islam Liberal (JIL) pada Maret 2001. Baca entri selengkapnya »





Demokrasi Harus Digugat !

13 03 2009

democracy_ahead…….Demokrasi pantas digugat karena telah gagal menunaikan janjinya. Kesejahteraan yang di janjikan, sama sekali tidak terbukti. Saat ini dunia yang dipimpin oleh negara demokrasi terbesar Amerika Serikat, perlahan tapi pasti terjerumus ke dalam kemiskinan global. Bahkan sang tuan besar, Amerika Serikat, terancam dalam depresi ekonomi yang mengerikan.

Demokrasi justru telah memberikan legitimasi hukum untuk memiskinkan Dunia Ketiga. Lewat cara yang demokratis muncullah produk-produk hukum yang memuluskan penjajahan dan perampasan kekayaaan alam Dunia Ketiga. Baca entri selengkapnya »